Pemanfaatan Televisi sebagai Media Pembelajaran
TELEVISI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN DI SD
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi
Salah Satu Tugas Mata Kuliah
DASTIK
Dosen
Mata Kuliah
Mohamad Helmi Ismail S.Sn
Oleh:
Anisa Agustina (1003669)
Kelas
A / Semester 5
PROGRAM S-1 PENDIDIKAN
GURU SEKOLAH DASAR
KAMPUS CIBIRU
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2012
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum
Wr. Wb
Puji syukur penulis panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkann rahmat dan hidayah-Nya , serta
sholawat dan salam tercurah limpahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad
SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penulisan makalah Pendidikan
Agama Islam ini dengan judul “Televisi Sebagai Media Pembelajaran di Sd”.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini banyak terdapat kekurangan serta jauh dari kata sempurna. Karena sebenarnya kekurangan adalah milik
manusia dan kesempurnaan hanyalah milik Allah SWT. Oleh karena itu saran dan kritik sangat
penulis harapkan, sehingga kedepannya penulis dapat membuat makalah yang lebih
baik lagi.
Akhirnya
hanya kepada Allah penulis berserah diri disertai do’a, semoga upaya yang kecil
ini mendapat ridho-Nya, sehingga dengan adanya makalah ini memberi manfaat pada
kita semua.
Amiiin,
DAFAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................... i
Daftar Isi............................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang................................................................................................. 1
B.
Rumusan Masalah............................................................................................ 3
C.
Tujuan Penulisan.............................................................................................. 3
D.
Sistematika Penulisan...................................................................................... 4
BAB
II PEMBAHASAN
A.
Pengertian Televisi dan
Televisi Edukasi......................................................... 5
B.
Pembelajaran
Menggunakan Media Televisi di Sekolah Dasar ...................... 7
C.
Kelebihan dan
Kekurangan Televisi.............................................................. 11
D.
Kesiapan Orang Tua
Mensukseskan Televisi sebagai Media Belajar............. 13
BAB
III PENUTUP
A.
Kesimpulan.................................................................................................... 18
B.
Saran.............................................................................................................. 18
DAFTAR
PUSTAKA....................................................................................... 19
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Belajar merupakan proses yang penting dalam
kehidupan manusia. Karena kehidupan ini merupakan perubahan yang berkelanjutan.
Apa yang manusia pelajari hari ini, belum tentu bisa dipakai untuk menjalani
kehidupan esok hari. Sehingga manusia harus terus belajar, atau belajar
sepanjang hayat.
Manusia harus selalu terus belajar untuk
memenuhi tuntutan hidup, lingkungan masyarakat atau tuntutan zaman. Dengan
belajar, manusia tidak akan lagi tertindas atau tertinggal, karena dia akan
selalu bisa menyesuaikan kecepatannya dengan kecepatan perubahan di sekitar,
atau dengan kata lain, dia selalu bisa berakselerasi dengan kehidupannya,
dengan lingkungan atau masyarakatnya. Manusia seperti ini diharapkan menjadi
manusia yang bahagia dalam menjalani kehidupannya.
Manusia dikatakan belajar, apabila terjadi
perubahan dalam diri dan hidup mereka. Tentunya perubahan berupa peningkatan ke
arah atau tahap yang lebih baik. Perubahan ini terjadi dalam beberapa aspek,
baik aspek kognitif, afektif, konatif, ataupun motorik.
Dalam implementasinya, manusia belajar melalui
sebuah proses pendidikan, baik pendidikan di lingkungan formal seperti di
sekolah-sekolah dan perguruan tinggi, lingkungan informal seperti dalam
lingkungan keluarga, dan lingkungan non-formal seperti dalam pelatihan,
seminar, penyuluhan, dan lain-lain.
Dewasa ini dunia
pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan dan menjadi tolak ukur untuk kemajuan dan
pencapaian prestasi suatu bangsa dan negara. Seiring dengan perkembangan zaman teknologi informasi dan komunikasi
mengalami perkembangan yang sangat pesat.Seiring dengan
perkembangan zaman yang ditandai dengan kemajuan teknologi, dituntut untuk
dapat mengikuti kemajuan teknologi yang telah ada. Begitu halnya dengan
jenjang-jenjang pendidikan harus dapat fleksibel mengikuti perkembangan
kemajuan yang ada. Sesuai dengan kurikulum yang berlaku sekarang, menyebutkan
salah satu prinsipnya yaitu tanggap terhadap ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Itu artinya bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu, semangat dan isi
kurikulum serta pembelajarannya harus memberikan pengalaman belajar peserta
didik untuk mengikuti dan memanfaat kan perkembangan ilmu
pengetahuan,dan teknologi.
Aplikasi dari hal tersebut adalah
penggunaan multimedia dalam pembelajaran, khususnya di Sekolah Dasar. Mengapa
harus Sekolah Dasar? Karena anak-anak di sekolah dasar merupakan generasi
penerus bangsa. Apabila pembelajarannya tidak bermakna maka anak-anak tidak
akan dapat menyerap makna dari pembelajaran. Oleh karena itu, supaya pembelajaran
dapat bermakna, efektif serta berlandaskan PAKEM, maka diadakannya pembelajaran
dengan menggunakan multimedia. pembelajaran adalah proses interaksi antara
peserta didik dengan sumber belajar dengan maksud untuk memperoleh pengetahuan.
Sumber belajar disini adalah guru,
pendidik, buku, media elektronik dan sebagainya. Apabila dikaitkan antara
multimedia dan pembelajaran maka pembelajaran itu dapat menarik, efektif dan
efesien apabila menggunakan multimedia sebagai media pembelajarannya. Dipilih multimedia
karena kita harus ingat bahwa masa kanak-kanak terutama siswa sekolah dasar
karena mereka masih berfikir konkrit, semua yang guru utarakan atau sampaikan
harus mereka buktikan sendiri dengan mata mereka, kemudian multimedia merupakan
sumber belajar yang berisikan pesan atau materi pelajaran yang dibuat secara
menarik dalam bentuk kombinasi gambar, teks, gerak dan animasi yang disesuaikan
dengan usia peserta didik yang dapat menarik minat peserta didik dalam belajar,
sehingga pembelajaran akan menyenangkan. Salah satu media yang bisa digunakan
untuk pembelajaran di Sekolah Dasar adalah Televisi.
Media pembelajaran televisi adalah upaya pembelajaran menggunakan televisi sebagai media. Media
televisi dapat menampilkan pesan secara audiovisual dan gerak (film). Perkembangan
dunia informasi telah menghasilkan beberapa inovasi yang menakjubkan. Televisi
adalah salah satunya yang telah menuai sukses besar dalam hal ini. Televisi dapat dijadikan sarana pembelajaran
yang efektif dan efisien. Keuntungan ini tersedia melalui berbagai tayangan
yang disajikannya. Kita hanya tinggal memilah dan memilih tayangan atau
saluran-saluran televisi mana yang cukup memadai sebagai sarana pembelajaran
kita. Di sini televisi diletakkan pada kerangka positif, sebagai media
pertukaran informasi, pemikiran, dan karya, sebagai media bahan kajian ilmiah,
dokumentasi, dan lain sebagainya Para guru dapat menggunakan televisi sebagai media pembelajaran yang
menarik. dengan setting chanel-chanel pendidikan para guru dapat mengubah kelas
yang pasif menjadi kelas yang aktif dan menarik bagi siswa.
B. Rumusan Masalah
Adapun
masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini diantaranya adalah sebagai
berikut :
1.
Apa itu Televisi dan
Televisi Edukasi ?
2.
Bagaimana televisi bisa
menjadi media pembelajaran di Sekolah Dasar ?
3.
Apa kelebihan dan
Kekurangan televisi ?
4.
Bagaimana peran orang
tua dalam mensukseskan pembelajaran menggunakan media televisi ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun
tujuan dari penulisan makalah ini yakni :
1.
Untuk mengetahui apa
itu Televisi dan Televisi Edukasi
2.
Untuk mengetahui
bagaimana pembelajaran menggunakan media Televisi di Sekolah Dasar
3.
Untuk mengetahui
kekurangan dan kelebihan Televisi
4.
Untuk mengetahui peran
orang tua dalam mensukseskan pembelajran menggunakan media Televisi
D.
Sistematika Penulisan
BAB I, yang
merupakan pendahuluan dan menguraikan masalah mengenai pembelajaran menggunakan media Televisi ,
yang di dalamnya membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
prosedur pemecahan masalah dan sistematika uraian.
BAB II, bagian ini
memuat mengenai isi makalah yang membahas mengenai pembelajaran menggunakan
media Televisi . Uraian makalah ini
dengan mengeksplorasi jawaban terhadap masalah yang dibahas dengan pembahasan
yang dilengkapi oleh data dan argumen yang mendukung berdasarkan pandangan para
ahli dan teori yang relevan.
BAB III, bagian
yang terakhir ini berisi tentang kesimpulan namun bukan ringkasan isi. Dalam
pengambilan kesimpulan makalah ini penulis melihat acuannya kepada pokok
permasalahan yang ada di pendahuluan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Televisi dan
Televisi Edukasi
Kata “televisi” merupakan gabungan dari
kata tele (τῆλε,
“jauh”) dari bahasa Yunani dan visio (“penglihatan”) dari bahasa Latin.
Sehingga televisi dapat
diartikan sebagai telekomunikasi yang dapat dilihat dari jarak jauh. Penemuan
televisi disejajarkan dengan penemuan roda, karena penemuan ini mampu mengubah
peradaban dunia. Di Indonesia ‘televisi’ secara tidak formal disebut dengan TV,
tivi, teve atau tipi.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Televisi artinya adalah
Sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar .
Sistem penyiaran gambar yang disertai dengan bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang dapat didengar .
Televisi merupakan sistem elektronik
yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau
ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah cahaya dan suara ke dalam
gelombang elektronik dan mengkonversinya kembalike dalam cahaya yang
dapat dilihat dan suaranya dapat didengar.
Televisi memiliki dua jenis pengiriman,
penyiaran gambar dan suara, yaitu penyiaran langsung kejadian atau peristiwa
yang kita saksikan sementara ia terjadi dan penyiaran program yang telah
direkam di atas pita film atau pita video.
TVE (Televisi Edukasi) adalah sebuah stasiun
televisi di Indonesia. Stasiun televisi ini khusus
ditujukan untuk menyebarkan informasi di bidang pendidikan dan berfungsi
sebagai media pembelajaran masyarakat.
Televisi pendidikan atau yang lebih di
kenal dengan sebutan Televisi Edukasi (TVE). TVE merupakan siaran televisi yang
memfokuskan diri pada siaran pendidikan. Di mana di dalamnya terdapat program –
program yang memberikan pengajaran kepada peserta didik. Dengan adanya TVE maka
di harapkan proses pemerataan pendidikan di Indonesia dapat berjalan lebih
cepat dari sebelumnya. TVE memiliki visi menjadi siaran televisi pendidikan
yang santun dan mencerdaskan. Dengan misi menyiarkan program yang mencerdaskan
masyarakat, menjadi tauladan masyarakat, menyebarluaskan informasi dan
kebijakan - kebijakan Depdiknas, dan mendorong masyarakat gemar belajar. Dan
bertujuan untuk memberikan layanan siaran pendidikan berkualitas untuk
menunjang tujuan pendidikan nasional. Sasaran TVE adalah Peserta didik dari
semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan, praktisi pendidikan, dan masyarakat
Pada tahun 2004, Menteri Pendidikan
Abdul Malik Fadjar meresmikan adanya TV-E (Televisi Edukasi), sebuah stasiun
televisi di Indonesia yang khusus ditujukan untuk menyebarkan informasi di
bidang pendidikan dan berfungsi sebagai media pembelajaran masyrakat. Televisi
inipun disebut sebagai Media Pendidikan Jarak Jauh. Dalam sambutannya beliau
mengatakan: “sebagai bangsa yang ingin maju, maka kemnajuan teknologi perlu
dimanfaatkan. Hanya saja itu dilakukan dengan kadar kearifan dan etika yang
tinggi, khususnya dilihat dari segi pendidikan”. Pernyataan beliau sangat jelas
untuk mengajak seluruh civitas pendiddikan menggunakan teknologi sebagai bumbu
tambahan dalam proses pengajaran. Disamping agar tidak ketinggalan zaman, pesan
ini juga mengandung bahwa teknologi sangatlah penting dalam dunia
pendidikan.Televisi edukasi ini dirancang untuk mendidik dan mencerdaskan
masyarakat dengan kemasan acara yang mengasyikkan dan menyenangkan. Karena daya
jangkaun televisi bisa sangat luas, keberhasilan memanfaatkan media
pembelajaran itu akan mempercepat pembangunan masyarakat yang cerdas.
Program TV-E ini disiarkan melalui
satelit dan dapat diakses dengan menggunakan parabola. Siaran dilaksanakan
selama empat jam dari pukul 07.00 hingga 11.00 di frekuensi 3782-3790 MHz.
Sedangkan komposisi programnya meliputi materi pelajaran pendidikan formal 30%,
pendidikan nonformal 30%, pendidikan informal 20%, serta informasi kebijakan
dan program berupa berita atau feature 20%. Adanya siaran ini sangatlah
membantu guru dan masyarakat untuk melakukan pembelajaran secara individu dan
kelompok yang nantinya tidak ada pembatasan ruang gerak proses pendidikan itu
sendiri.
B.
Pembelajaran Menggunakan
Media Televisi di Sekolah Dasar
Sebagai media, televisi memiliki empat
fungsi, yakni fungsi komersial, alat hiburan, penyampai informasi, dan edukasi.
Sayangnya, fungsi yang terakhir, yakni edukasi, kerap terabaikan. Sebagai
penyeimbang membeludaknya acara hiburan, kini televisi edukasi menjadi penting.
Mengacu pada pandangan bahwa anak-anak lebih mudah meniru serta melakukan
segala hal yang mereka lihat ketimbang segala hal yang mereka dengar, maka efek
positif televisi bagi perkembangan intelektual anak bisa dioptimalkan.
Televisi bukan merupakan benda aneh bagi
anak-anak dan guru. Karena hampir setiap orang pernah menonton TV dan punya TV.
Pembelajaran menggunakan media TV tidaklah sulit, minimalnya jika sekolah tidak
punya TV bisa memanfaatkan tayangan Tvbiasa yang menyajikan program edukasi.
Dan jika sekolah punya TV bisa menggunakan Televisi Edukasi sebagai media
pembelajara.
Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) melalui Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan
(Pustekkom) telah mencanangkan dimulainya siaran Televisi Edukasi (TVE) pada
tahun 2003. Harapannya tentu saja televisi edukasi bisa menambah wawasan dan
kepintaran.
TVE diharapkan menjadi suatu sistem
layanan pendidikan khusus yaitu sebagai upaya untuk menunjang program
penuntasan wajib belajar. TVE diharapkan akan mampu memberikan layanan
pendidikan khusus bagi para siswa pendidikan dasar (TK-PT), terutama di
daerah-daerah pinggiran dan terpencil yang tidak mampu dijangkau oleh layanan
pendidikan secara konvensional. Di samping itu, dengan kemampuan jangkauan dan
kemudahan untuk mengaksesnya, memungkinkan TVE menjadi penunjang terhadap upaya
meningkatkan mutu dan memperluas akses kesempatan belajar untuk seluruh orang.
Sebagai media pendidikan televisi
mempunyai berbagai kelebihan, yang bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran. Proses pembelajaran di sekolah akan sangat terbantu
dengan digunakannya media televisi, dan ini jelas akan sangat menguntungkan
tidak hanya bagi siswa saja tetapi juga akan sangat menguntungkan bagi para
guru. Dengan demikian maka diharapkan penggunaan media televisi untuk
pendidikan selain akan mampu memperluas kesempatan mendapatkan pendidikan, juga
akan mampu menunjang upaya peningkatan kualitas pendidikan.Tidak hanya bermanfaat
bagi para peserta didik, TVE juga diharapkan akan mampu pula membantu upaya
untuk mengatasi kekurangan guru yang bermutu dan kekurangan bahan belajar,
terutama pada daerah-daerah yang terpencil. Dengan demikian Televisi Edukasi
diharapkan akan menjadi pendukung keterlaksanaan kurikulum berbasis kompetensi,
yang membutuhkan ketersediaan berbagai sumber belajar secara
berkelanjutan.
Anak-anak sedang dalam proses
sosialisasi nilai-nilai dan pembelajaran untuk menjadi manusia dewasa. Karena
usianya, anak-anak sangat dipengaruhi lingkungannya, termasuk apa yang mereka
tonton di televisi. Para penyelenggara siaran televisi perlu menyadari apakah
yang mereka sajikan memiliki dampak besar pada pembentukan watak dan
nilai-nilai anak-anak.
Salah satu faktor yang menyebabkan
rendahnya kualitas pembelajaran adalah belum dimanfaatkannya berbagai sumber
belajar secara maksimal, baik oleh guru maupun peserta didik, misalnya tayangan
TVE (Televisi Edukasi ). Tetapi jarang yang memanfaatkan televisi tersebut
untuk menonton TVE, dengan alasan tidak ada petunjuk, tidak ada pemberitahuan,
dan sejenisnya. Pada kenyataannya, guru jarang sekali menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran dengan memanfaatkan televisi sumber belajar walaupun mereka
memahami bahwa walaupun strategi pembelajaran yang demikian ini sangat
menunjang atau membantu tingkat penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran. Mengapa terjadi keadaan yang demikian ini? Apabila guru ditanya
mengenai hal ini, maka kemungkinan akan banyak alasan pembenaran yang diajukan.
Pembelajaran dengan mempergunakan TVE
penting dilakukan, karena dengan mempergunakan tayangan TVE dalam pembelajaran,
maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan hal-hal yang tidak bisa dibawa guru
di kelas karena obyek pembelajaran terlalu kecil (misal: sel, atom, unsur,
jaringan, dll), obyek pembelajaran terlalu besar (misal: gunung, samudra,
pesawat udara, dll), kendala geografis (misal: hutan, jurang, pulau terpencil,
dll), berbahaya (misal: bencana alam, ledakan nuklir, dll), informasi dan pengetahuan
baru yang sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa sekolah ataupun kuliah
(misal:semangka berbentuk kubus atau balok).
Melalui tayangan siaran televisi seperti
tersebut di atas, siswa pada umumnya memperoleh manfaat yaitu semakin luasnya
khasanah pengetahuan atau wawasan; sedangkan peserta didik pada khususnya
memperoleh tambahan pengetahuan di luar yang diperoleh dari gurunya. Mengingat
besarnya potensi siaran televisi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan
pembelajaran, maka seyogianya para guru dapat menjadikannya sebagai salah satu
sumber belajar dan memanfaatkannya dalam kegiatan belajar-mengajar (KBM).
Ada 3 pola atau cara pemanfaatan program
siaran TVE yang sejauh ini telah dimanfaatkan, yaitu sebagai berikut:
a.
Pemanfaatan Program Siaran
TVE sesuai dengan Jadwal Siaran TVE (Pemanfaatan Siaran TVE secara langsung).
Dimana agar pembelajaran selaras dengan
jam tayang TVE, maka guru mendownload jadwal tersebut dari situs TVE di
internet, atau melalui situs pencari (misal: Google). Selain itu, guru dapat
merelay siaran dari TVRI, karena TVE telah melakukan kerjasama dengan stasiun
TVRI, program TVE yang ditayangkan adalah diprioritaskan pada mata pelajaran
matematika, bahasa Indonesia, dan bahasa Inggris .
b.
Pemanfaatan Siaran TVE sebagai Penugasan.
Berdasarkan jadwal tayangan siaran TVE yang
ada, guru menugaskan para peserta didiknya untuk mengikuti tayangan siaran TVE
tentang mata pelajaran tertentu pada waktu tertentu. Peserta didik dapat
melaksanakan tugas ini di sekolah atau di rumah, baik secara perseorangan
maupun dalam bentuk kelompok kecil. Untuk membantu pelaksanaan tugas ini, guru
hendaknya memberikan format laporan hasil penugasan disertai penjelasan
seperlunya. Guru juga menginformasikan batas waktu penyerahan hasil pelaksanaan
tugas dan cara-cara penyajiannya di kelas. Pada hari dan waktu yang telah
ditetapkan, guru meminta para peserta didiknya untuk manyajikan hasil tugas
yang telah dikerjakan di hadapan teman sekelasnya. Peserta didik yang belum
mendapat kesempatan untuk menyajikan hasil tugasnya, berperan untuk mengkaji
dan memberikan pendapat, tanggapan atau komentar. Melalui aktivitas
pembelajaran yang demikian ini, peserta didik dilatih menyusun bahan
presentasi, memberikan pendapat, tanggapan atau komentar, dan sekaligus juga
berlatih berdiskusi, dan membuat rangkuman/kesimpulan. Pada akhir kegiatan,
guru dapat memberikan arahan atau hal-hal yang dinilai penting untuk
pengembangan kemampuan peserta didik.
c.
Pemanfaatan Program Siaran TVE sebagai
Pengisi Jam Pelajaran Kosong.
Apabila
guru berhalangan hadir karena sesuatu hal, maka guru pengganti dapat mengisi
jam pelajaran kosong yang ada dengan menayangkan siaran TVE. Intinya adalah
bahwa peserta didik tetap dapat belajar sekalipun guru mata pelajaran tertentu
berhalangan hadir misalnya. Kegiatan pembelajaran tetap dapat berjalan
sebagaimana biasanya. Guru pengganti tinggal menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran mengikuti RPP yang telah disiapkan sebelumnya. Apabila ada hal-hal
yang berkembang selama kegiatan pembelajaran berlangsung, guru pengganti dapat mencatatnya dan menyampaikannya
kepada guru mata pelajaran yang bersangkutan untuk dilakukan tindak lanjut.
Mengacu pada pandangan bahwa
anak-anak lebih mudah meniru serta melakukan segala hal yang mereka lihat
ketimbang segala hal yang mereka dengar, maka efek positif televisi bagi
perkembangan intelektual anak bisa dioptimalkan.
Pembelajaran
dengan mempergunakan TVE penting dilakukan, karena dengan mempergunakan
tayangan TVE dalam pembelajaran, maka guru dapat terbantu untuk menyampaikan
hal-hal yang tidak bisa dibawa guru di kelas karena obyek pembelajaran terlalu
kecil, obyek pembelajaran terlalu besar , kendala geografis, berbahaya,
informasi dan pengetahuan baru yang sebelumnya tidak pernah didapat guru semasa
sekolah ataupun kuliah.
Melalui
tayangan siaran televisi seperti tersebut di atas, siswa pada umumnya
memperoleh manfaat yaitu semakin luasnya khasanah pengetahuan atau wawasan pada khususnya memperoleh tambahan
pengetahuan di luar yang diperoleh dari gurunya. Mengingat besarnya potensi
siaran televisi yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan pembelajaran, maka
seyogianya para guru dapat menjadikannya sebagai salah satu sumber belajar dan
memanfaatkannya dalam kegiatan belajar-mengajar di Sekolah Dasar.
C.
Kelebihan dan
Kekurangan Televisi
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa
pemakaian media audio-visual dalam proses belajar dapat membangkitkan keinginan
dan minat yang baru, meningkatkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar dan
bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu, dapat membantu
siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data yang menarik dan terpercaya,
memudahkan penafsiran data, dan memadatkan informasi. Menurut Yunus (1942 : 78)
dalam bukunya Attarbiyatu Watta‘Liim mengukapkan : (Azhar Arsyad, 2002 : 16)
bahwasannya media pembelajaran paling besar pengaruhnya bagi indra dan lebih
dapat menjamin pemahaman….orang yang mendengarkan saja tidak sama tingkat
pemahamannya dan lamanya bertahan apa yang dipahaminya dibandingkan dengan
mereka yang melihat, atau melihat dan mendengarnya. Selanjutnya Ibrahim (1946 :
342) menjelaskan betapa pentingnya media karena media membangkitkan rasa senang
dan gembira bagi murid-murid dan memperbaharui semangat mereka menetepkan
pengetahuan pada benak para siswa serta menghidupkan pelajaran.
Televisi sebagai media
pengajaran audio visual mengandung beberapa keuntungan antara lain:
1.
Bersifat langsung dan
nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.
2.
Memperluas tinjaun
kelas, melintasi berbagi daerah atau berbagai negara.
3.
Dapat menciptakan
kembali peristiwa masa lampau.
4.
Dapat mempertunjukkan
banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.
5.
Banyak mempergunakan
sumber-sumber masyarakat.
6.
Menarik minat anak.
7.
Dapat melatih guru,
baik dalam pre-servise maupun dalam inservice training.
8.
Televisi dapat
menyajikan program-program yang dapat dipahami oleh siswa dengan usia dan
tingkatan pendidikan yang berbeda-beda..
Adapun
Kekurangan pembelajaran menggunakan media televisi adalah :
1.
Televisi hanya mampu
menyajikan komunikasi satu arah.
2.
Televisi pada saat
disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami
pesa-pesannya sesuai dengan kemampuan individual siswa.
3.
Guru tidak memiliki
kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan.
4.
Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau
kelas besar sehingga sulit bagi semua siswa untuk melihat secara rinci gambar
yang disiarkan.
5.
Kekhawatiran muncul
bahwa siswa tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi
bersikap pasif selama penayangan
6.
Jika akan dimanfaatkan
di kelas jadwal siaran dan jadwal pelajaran di sekolah sering kali sulit
disesuaikan
7.
Program di luar kontrol
guru, dan
8.
Besarnya gambar dilayar
relatif kecil dibanding dengan film, sehingga jumlah siswa y dapat memanfaatkan
terbatas.ang
Adapun kelemahan-kelemahan TV sebagai
media pengajaran, sama halnya yang terjadi pada film, yakni TV terlalu
menekankan pentingnya materi dibanding proses pengembangan materi tersebut.
Apabila pembelajaran melalui televisi
dilakukan dengan siaran langsung, maka yang pasti akan terjadi adalah kesulitan
terintegrasikannya jadwal siaran pembelajaran di televisi dengan jadwal
pembelajaran di sekolah. Dari sifatnya yang sentralistik ini, guru di sekolah
sulit untuk mengontrol proses penyampaian pesannya.
Dalam penggunaannya televisi sangatlah
mudah untuk digunakan akan tetapi dalam proses pembelajaran jangan asal pakai
saja. Diperlukan adanya persiapan terlebih dahulu sebelum proses pemebelajaran
berlangsung. Hal ini dikarenakan tidak semuanya anak didik faham akan
perbendaharaan kata-kata yang digunakan dalam materi yang berlangsung di
televisi. Kemudian setelah selesai diadakan kegiatan lanjutan agar semuanya bisa
berjalan dengan efektif. Dengan adanya follow up setelah melihat TV, anak didik
akan lebih faham.
D.
Kesiapan Orang Tua
Mensukseskan Televisi sebagai Media Belajar
Setiap orang tua
memiliki tanggungjawab untuk selalu mengawasi anaknya dan memperhatikan
perkembangannya, oeh sebab itu hal-hal yang sekecil apapun harus bisa
diantisipasi oleh setiap orang tua mengenai dampak positif atau negatif yang
akan ditimbulkan oleh hal yang bersangkutan. Begitu juga mengenai hal televisi
ini, yang sudah nyata dampak negatifnya, sudah sepatutnya setiap orang tua
mempersiapkan senjata untuk mengantisipasinya. Dengan menjauhkan anak dari
dampak negatif tv secara tidak langsung orang tua membantu guru mensuksekan
Televisi sebagaimedia belajar ,karena orang tua bisa memilih dan menjadi
petunjuk anak dalam pemanfaatan televisi.
Karena banyak
juga dampak negatif televisi yang
merugikan anak , diantaranya :
- Anak 5-10 tahun, meningkatkan agresivitas dan tindak kekerasan, tidak mampu membedakan antara realitas dan khayalan
- Berprilaku konsumtif karena rayuan iklan
- Mengurangi kreatifitas, kurang bermain dan bersosialisasi, menjadi manusia individualis dan sendiri,
- Televisi menjadi pelarian dari setiap keborosan yang dialami, seolah tidak ada pilihan lain
- Meningkatkan kemungkinan obesitas (kegemukan) karena kurang berkreativitas dan berolahraga
- Merenggangkan hubungan antar anggota keluarga, waktu berkumpul dan bercengkrama dengan anggota keluarga tergantikan dengan nonton TV, yang cendrung berdiam diri karena asik dengan jalan pikiran masing-masing
- Matang secara seksual lebih cepat asupan gizi yang bagus adegan seks yang sering dilihat menjadikan anak lebih cepat matang secara seksual, ditamah rasa ingin tahu pada anak dan keinginan untuk mencoba adegan di TV semakin menjerumuskan anak.
- Malas belajar
Dari begitu
banyak dampak yang diakibatkan oleh tontonan televisi, ada beberapa hal yang
bisa di lakukan oleh masyarakatdan orang tua, yaitu:
Dengan adanya TV edukasi maka
partisipasi masyarakat dan orang tua sangat di perlukan untuk mendukung hal
tersebut, hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
1.
Mendampingin anak
menonton TV
Ketika anak menonton televisi, tidak ada
lagi yang paling ideal adalah orangtua mendampingi dan membimbingnya. Ia di
tuntut menjelaskan adegan atau tayangan yang ada di layar televisi. Di sisi
lain perlu juga di jelaskan makna yang terkandung dalam sebuah acara televisi.
Orangtua juga perlu memberikan contoh dalam kehidupan sehari – hari yang bisa
dimengerti sang anak tentang makna yang terkandung dalam acara tersebut. Orang
tua juga di tuntut memberikan penjelasan tentang perlunya mendapatkan informasi
yang lengkap dan menyeluruh terhadap anak – anaknya. Jika dalam acara ilmu
pengetahuan atau tentang sesuatu yang diduga menimbulkan ketertarikan pada anak
dapat didiskusikan. Misalnya kenapa kelelawar bisa terbang dalam suasana gelap
gulita, mengapa kapal udara bisa terbang, dan lain – lainnya.
Di sini orang tua dapat memberikan
motivasi pasa mereka bahwa jawaban lengkapnya ada pada buku. Mereka di dorong
untuk membaca buku. Di sini orang tua berkewajiban pula menyediakan fasilitas
membaca diantaranya buku, atau menunjukan dimana buku bisa diperoleh oleh anak
2.
Komunikasi dengan anak
Kini Permasalahan yang mendasarkan
adalah banyak orang tua yang tidak sempat mendampingi anak – anaknya nonton
televisi sebagai akibat keterbatasan waktu dan kesibukan sehari – hari. Di sini
perlunya komunikasi antara orangtua dan anak. Jika orang tua memiliki waktu
sempit untuk berkomunikasi, yang penting adalah kualitas dari komunikasi
tersebut. Komunikasi yang berkualitas adalah hubungan keterbukaan dan saling
pengertian di antara kedua belah pihak. Salah satu hal penting dalam menjaga
kualitas komunikasi adalah diciptakan kemudahan komunikasi antara anak dan
orangtua. Keharmonisan komunikasi ini perlu diciptakan. Jangan sampai anak
merasa segan untuk menyampaikan sesuatu / masalah yang di hadapinya. Kaitannya
dengan tayangan televisi antara lain anak di ajak untuk berdiskusi mengenai
tayangan dalam televisi.
3.
Menonton TV seperti
membaca buku
Menonton televisi sudah layaknya
diperlakukan seperti membaca buku. Kita sudah biasa menyimpan buku di rak atau
tempat khusus. Buku itu diambil ketika hendak dibaca. Setelah selesai di baca
kemudian buku tersebut di simpan kembali di tempatnya. Begitupun sebelum
membaca kita akan memilih buku yang sesuai dengan keinginan kita. Dengan cara
itu kita bisa fokus membaca isi buku yang diinginkan. Bagaimana jika
memperlakukan televisi layaknya membaca buku. Pesawat televisi ditempatkan
dalam ruang yang wajar dan cukup penerangan. Tidak diletakan di kamar anak
sehingga dapat terkontrol oleh orang tua.
Kita menonton acara televisi sesuai
dengan keinginan. Jika sudah cukup tentu televisi kita matikan. Dengan cara
inilah kita bisa membuat anak menjadi disiplin
4.
Keteladan orang tua
Perlu kita pahami bahwa anak cenderung
meniru perilaku orang tuannya. Oleh karena itu kita sebagai orangtua perlu
memberikan contoh tentang cara menonton televisi yang baik. Tak cukup dengan
sikap duduk dan jarak antara mata dengan layar televisi, kita perlu memberikan
contoh memperlakukan televisi sebagai media massa. Tayangan televisi yang
dilarang untuk anak sebaiknya kita sebagai orang tua juga menghindarinya. Dalam
kaitan ini menarik untuk di renungi hasil penelitian yang dilakukan Yale Family
Television Research ( kompas, 26/12/1999 ), yang mengungkapkan bahwa anak –
anak yang banyak menghabiskan waktu untuk nonton televisi umumnya mempunyai
orang tua yang sering menonton televisi pula. Dengan kata lain anak menonton
televisi karena meniru perilaku orang tuannya. Maka orang tua harus memberikan
contoh kepada anak – anaknya bagaimana menonton televisi yang benar.
5.
Mengkritisi stasiun TV
Mengajukan usul, saran, atau keberatan
terhadap sebuah tayangan televisi perlu di budayakan. Sebagai warga negara kita
memiliki hak untuk mendapatkan perlindungan atas siaran televisi. Oleh karena
itu usul atau saran bisa di kirim langsung ke stasiun TV. Masyarakat dapat
mengkritisi sebuah tayangan televisi, mana yang baik dan salah.
6.
Laporkan Ke KPI
Aturan penyiaran telah diatur dalam
undang – undang No 32 tahun 2002 tentang penyiaran. Menurut Undang – undang
ini, untuk mengatur penyiaran dibentuk Komisi Penyiaran Indonesia (KPI). KPI
sebagai wujud peran serta masyarakat berfungsi mewadahi aspirasi serta mewakili
kepentingan masyarakat akan penyiaran (pasal 8 ayat 1 UU penyiaran). Masyarakat
dapat mengajukan usulan, saran, kritikan, bahkan keberatan terhadap siaran yang
di tayangkan stasiun televisi melalui lembaga KPI tersebut. Melalui masukan
dari masyarakat ini KPI dapat bertindak
7.
.Carikan anak Vcd atau Dvd yang berhubungan dengan pelajaran
Menonton Tv di rumah akan menjadi bermakna dan menyenagkan apabila ada Vcd
atau Dvd yang berhubungan dengan pelajaran. Dari kegiatan ini anak akan mulai
belajar dengan diawali rasa ketertarikan dan tanpa keterpaksaan.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Televisi merupakan sebuah media yang
dapat di andalkan untuk membuat pendidikan menjadi lebih baik. Salah satu upaya
tersebut adalah pembuatan TV edukasi. Dengan adanya TV edukasi, maka di
harapkan proses pemerataan dan perbaikan pendidikan di Indonesia dapat berjalan
dengan baik. Memperbanyak sistem penyiaran dan materi pada TV edukasi,
membutikan keseriusan pemerintah dalam mengerjakan kegiatan in
Televisi sebagai teknologi audio visual sangatlah cocok digunakan untuk media
pembelajaran. Adanya kelebihan-kelebihan yang telah disebutkan di atas membuat
proses pembelajaran berlangsung efektif dan efisien. Guru akan lebih mudah
menyampaikan pelajaran karena alat bantu tersebut dan siswa pun lebih cepat
merangsang materi pelajaran karena mereka bisa melihat secara langsung.
Penggunaan TV sebagai media pembelajaran
membutuhkan adanya rancangan yang jelas, guru harus terlebih dahulu menyiapkan
materi yang cocok untuk siswanya, dan kemudian setelah proses pembelajaran
selesai harus diadakan evaluasi agar siswa tidak hanya sekedar menonton saja
tetapi betul-betul memahami apa kandungan pelajaran yang ada di dalamnya.
B.
Saran
Pengembangan di sekolah-sekolah tertentu
yang belum mempunyai TV dan VCD agaknya harus digalakkan secara bersama-sama.
Sekolah yang mempunyai kedua media ini pastilah lebih mudah dalam melaksanakan
proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar). Pengembangan ini diharapakan agar
tercapainya kemajuan masyarakat dan bangsa Indonesia itu sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad,
Azhar M. A. (2009). Media Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press
Anderson,
Ronald, Penj. Yusufhadi Miarso, dkk (1987). Pemilihan dan Pengembangan Media
Untuk Pembelajaran, Jakarta: Rajawali Press
Damin,
Sudarman, (1994). Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta, Bumi Aksara
Munadhi,
Yudhi. (2008). Media Pembelajaran (Sebuah Pendekatan Baru). Jakarta:
Gaung Persada Press.
Nasution,
(2008). Teknologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Rohani,
Ahmad (1994). Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta,
Komentar
Posting Komentar